Studi: Diet dengan Konsumsi Millet Kurangi Risiko Diabetes Tipe 2

, , ,

Original article by Rochimawati (in Indonesian) was originally published in VIVA.co.id

 

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa makan millet mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 dan membantu mengelola kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Millet adalah tanaman biji-bijian yang banyak tumbuh di daerah gersang. Meskipun bentuknya tidak menarik, namun kandungannya sangat bergizi.

Dikutip dari Times of India, studi ini menunjukkan potensi untuk merancang makanan yang tepat dengan millet untuk penderita diabetes dan pra-diabetes serta untuk orang non-diabetes sebagai pendekatan pencegahan.

Berdasarkan penelitian dari 11 negara, penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Nutrition menunjukkan bahwa penderita diabetes yang mengonsumsi millet sebagai bagian dari diet harian mereka mengalami penurunan kadar glukosa darah 12-15% (puasa dan setelah makan), dan kadar glukosa darah turun, dari diabetes ke tingkat pra-diabetes.

Tingkat HbA1c (glukosa darah yang terikat pada hemoglobin) turun rata-rata 17% untuk individu pra-diabetes, dan kadarnya berubah dari status pradiabetes menjadi normal. Temuan ini menegaskan bahwa makan millet dapat menyebabkan respons glikemik yang lebih baik.

Para penulis meninjau 80 studi yang diterbitkan di mana 65 memenuhi syarat untuk meta-analisis yang melibatkan sekitar 1.000 subjek manusia, menjadikan analisis ini sebagai tinjauan sistematis terbesar pada topik tersebut hingga saat ini, kata Institut Penelitian Tanaman Internasional untuk Daerah Tropics Semi-Arid (ICRISAT).

“Tidak ada yang tahu ada begitu banyak penelitian ilmiah yang dilakukan pada efek millet pada diabetes. Manfaat ini sering diperdebatkan, dan tinjauan sistematis dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah ini telah membuktikan bahwa millet menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali, mengurangi risiko diabetes. diabetes, dan telah menunjukkan seberapa baik makanan pintar ini melakukannya,” kata Dr. S Anitha, penulis utama studi tersebut dan ilmuwan nutrisi senior di International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics (ICRISAT).

“Studi ini memberikan salah satu bagian dari solusi yang berguna bagi individu dan pemerintah.
Bagaimana kita menggunakan ini dan mengimplementasikannya ke dalam program perlu perencanaan yang matang,” kata Hemalatha, Direktur National Institute of Nutrition (NIN).

Read the article in viva.co.id

Skills

Posted on

August 5, 2021

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Facebook
Twitter
YouTube
Instagram